Suatu pagi......
"Bukne... Bukne.... ! Cepat kesini, liat burungku ini bukne!".
Dengan tergopoh-gopoh sang istri pun segera menghampiri suaminya.
"Ono opo toh pakne?, bikin orang kaget aja. Masih pagi kok teriak-teriak". Cicit sang istri.
"Iki bukne... liat burung pakne ndak mau bangun iki. Biasane kan kalo pagi dia selalu semangat bangun"
"Oalah... Pakne... Pakne, Bukne udah spot jantung dikira ada apa - apa, ternyata cuma masalah burung yang ndak mau bangun". Sahut istrinya sembari menyembunyikan senyum.
"Loh iki penting loh bukne, masa depan pakne iki".
"Yo wis, dipotong wae pakne, piye? Biar tak ambilkan pisau di dapur". Jawab istrinya sambil terkekeh melihat suaminya yang sudah mulai terlihat panik.
"Lah kok malah mau dipotong piye toh? Yo jangan toh, nanti ndak ada gantinya, cuma satu satunya iki loh buk ne". Ujar sang suami yang terlihat semakin sedih.
Sang istri sudah mati matian menahan diri agar tidak tertawa melihat tingkah menggemaskan sang suami.
Yo wis... Jadi mau nya Pakne iku piye?"
"Sini, bukne bantuin pakne ngelus-ngelus burung pakne, siapatau dielus - elus Bukne burungnya mau bangun". Pinta suaminya sambil menunjuk kearah burungnya yang belum ada tanda tanda mau bangun.
"Lah...ogah, Ndak mau bukne. Bukne lagi masak sarapan nanti keburu gosong masakan bukne". Sang istri segera berlalu menuju dapur meninggalkan sang suami yang sibuk mengelus - elus burungnya berharap burungnya segera bangun.
Sesampainya di dapur sang istri pun tertawa terpingkal - terpingkal dengan suara tertahan agar tidak terdengar oleh sang suami. Tak lama kemudian dia menyeringai jahat. Teringat perbuatannya tadi pagi yang dengan sengaja memasukkan obat tidur ke minuman dan makanan burung suaminya, sebelum suaminya terbangun.
"Rasakne pembalasanku pakne, itu akibatnya kalau lebih sayang burung daripada istri sendiri". Gumamnya pelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar