Kamis, 30 April 2020

Balada Ucok dan Uang Gopeknya


Suatu siang yang cerah....

"Anak - anak untuk pelajaran matematika besok kita akan belajar tentang mata uang yang berlaku di Indonesia ya, jadi anak anak besok bawa uang logam seratusan, dua ratusan, lima ratusan dan seribuan" sang guru menyampaikan pemberitahuan.

"Asyiiiik, bawa uang bisa pake buat jajan pulang sekolah". Seru beberapa orang murid.

Tetiba ada satu murid yang menyela.
"Buk guru WA kan lah ke grup mamak kami buk, nanti lupa pulak aku bilang ke mamakku" ucap si Ucok

"Ucok..., Sekarang kan sudah besar, sudah kelas 2 jadi pasti sudah pande bilang ke mamaknya" jawab si guru.

"Tapi buk, kalo uda sampek rumah aku seringan lupa daripada ingatnya buk, apalagi kalo Uda liat mukak mamak ku buk, udah lupa lah itu semuanya".  Jawab si Ucok lagi ngeyel sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Halah... Cok Cok masak gitu aja mesti di-sms kan ke mamak mu, kau catat ajalah kalo takut lupa". Cicit salah satu temannya Ucok.

"Bah... percuma lah zaman udah maju masak aku harus nulis nulis lagi,capeklah... tinggal kirim ke WA kan gampang, lagian mamakku lebih sukaknya dia baca WA daripada baca tulisanku yang kayak cakar ayam kata nya".

****
Setibanya Ucok di rumah dilihatnya mamaknya lagi nonton sinetron di stasiun tv berlabel ikan terbang. Terlihat mamaknya sedang menangis sambil sesekali mengeluarkan ingusnya dengan tissue, sangkingkan menghayati tuh filem sampek sampek mamak nya gak sadar kalo Ucok udah pulang.

"Assalamualaikum... Mak" Ucap Ucok tapi tetap mamaknya ga menyahut. Hingga akhirnya di datangi nya dan digoncang - goncangkannya bahu mamaknya barulah mamaknya menoleh terkejut kearahnya.

"Eh... Udah pulang kau Cok..., Anak mamak yang paling ganteng sejagad raya ngalahin gantengnya Salman Khan" cicit mamaknya sambil menciumi si Ucok.

"Ish...mamak inilah , janganlah diciumi aku Mak, Uda besar aku, malu lah".

"Alah....besar apanya, pipispun masih di celana nya kau!"
"Ish...mamak inilah kek gitu pulak cakap nya"

Tiba tiba si Ucok teringat sesuatu.
"Oia Mak...baru ingat aku, tadi buk guru nyuruh bawak uang logam Mak"

"Haha iya...uang logam berapa aja sayang yang harus dibawak? Biar mamak ambilkan di gudang, banyak itu bersebaran didalam gudang belakang". Jawab mamak Ucok dengan serius.

"Di gudang? Bersebaran? Itu uang apa kertas mainan mak?". Jawab Ucok sambil menepuk jidatnya.
"Tenang aja kau... Kalo uang dirumah kita ini banyak berserak serak, horang kaya". Seru sang mamak sambil berlalu menuju gudang untuk mengambil uang yang diminta sang anak. Tak lama sang mamak pun muncul sambil membawa bermacam-macam uang logam. "Nah...tinggal kau pilih mau yang mana yang mau kau bawak kesekolah". Mamaknya menyerahkan uang logam seribu, lima ratus, dua ratus dan seratusan.

"Yang seribuan, lima ratus, dua ratusan dan uang seratus". Jawab Ucok.
Mamak Ucok pun menyerahkan uang yang diminta si anak. Tapi tiba tiba si Ucok protes sembari merengut mukaknya.

"Mak... Uang 500 nya mana kok ga ada?". Cicit nya sambil menggerutu.

"Loh... Ini kan uang Lima ratusan Ucok sayang, cemmana nya kau nengok. Masak tak nampak matamu segini besarnya uang logam" jawab mamaknya sambil menyodorkan uang logam lima ratusan ke arah mukaknya si Ucok.

"Mak... Mak... Ini kan uang gopek, bukan lima ratus Mak, buk guru nyuruh Bawak uang Lima ratus buakn uang gopek". Kekeh Ucok tak mau kalah.
" Bah... cemmana nya kau Cok gopek itu ya samalah dengan uang lima ratus". Mamak Ucok sudah mulai gemas dengan tingkah anak nya.

"Bukan loh Mak... ini uang gopek  bukan uang lima ratus". Ucok masih ngeyel dengan pendapatnya.
"Ah..sukak atimu lah Ucok, capek pulak mamak nengok kau, jadi naik Sasak mamak gara gara kau. Kau bawa ajalah uang uang itu semuanya, kau tunjukkan sama gurumu besok". Keluar juga repetan mamak si Ucok.
Dengan terpaksa dan wajah merengut Ucok pun memasukkan uang uang logam yang diberikan mamaknya tadi.

****
"Anak anak sudah bawa semua uang logam yang ibuk suruh semalam dibawa?".
"Sudah buk".
"Baiklah kalo gitu letak semua diatas meja kalian biar ibuk cek satu persatu".
Sang guru pun muali berjalan mengelilingi kelas. Tiba tiba ada seorang murid berteriak.
" Buk..., Si Ucok nangis buk.
"Loh... Ucok kenapa kamu nangis?".
"Mungkin dia berak celana lagi buk kayak waktu itu".
"Grrrrrrrrrrr" semua murid tertawa mendengar jawaban teman mereka.
Sang guru hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menertibkan suara murid muridnya dan menenangkan Ucok.
"Kamu kenapa Ucok, beneran kamu BAB di celana, seperti yang dibilang teman kamu?".
"Hiks...hiks...ma ma na ada buk a aku be berak celana hiks..." Jawab Ucok terbata bata sambil menangis.
"Jadi, kamu kenapa menangis Ucok, coba bilang ke ibuk". Bujuk sang guru sambil mengelus bahu Ucok.
" Aku...ga bawa uang logam lima ratusan buk, Uda kucarik carik dirumah tapi ga jumpa buk". Jawab Ucok dengan wajah sedih sembari menunjukan uang logam yang dibawaknya tadi pagi.

"Loh...ini kan ada uang Lima ratusan nya Ucok". Sang guru mengambil uang yang dimaksud kan.

"Itu...itu...kan uang gopek buk, bukan uang lima ratus".

Gubrakkkkkkkkk.........
"Huwahahahaha" temannya serentak tertawa.

Si guru pun hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menahan tawa melihat tingkah si Ucok muridnya yang unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gara_Gara_Mainin_Burung part 2

**** Setelah sang istri menuju dapur, sang suami pun masih larut dalam kesedihannya karena burung miliknya tidak juga menunjukkan tanda –...